Paraakademisi Stovia tahun 1916. School tot Opleiding van Inlandsche Artsen ( bahasa Indonesia: Sekolah Pendidikan Dokter Bumiputra), atau yang juga dikenal dengan singkatannya STOVIA, adalah sekolah untuk pendidikan dokter pribumi di Batavia pada zaman kolonial Hindia Belanda. Saat ini sekolah ini telah menjadi Fakultas Kedokteran Universitas
Jakarta - Hari ini, Jumat, 28 Oktober 2022, Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-94 tahun. Isi Sumpah Pemuda dan maknanya sangat penting dipahami oleh setiap orang Indonesia, tidak hanya pemuda. Pasalnya, Sumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Sumpah Pemuda membangkitkan semangat rakyat Indonesia, terurama para anak muda untuk menegaskan kemerdekaan Republik Indonesia. Oleh karena itu, makna Sumpah Pemuda tentunya sangat penting untuk selalu ditanamkan dalam jiwa. Lahirnya Sumpah Pemuda tak lepas dari jasa para pemuda yang tergabung dalam berbagai organisasi dan perkumpulan. Selain itu peran STOVIA juga tak kalah penting. STOVIA sering juga disebut sebagai kampus perjuangan. Sejarah hingga Makna Logo Sumpah Pemuda 2022 Ngenal Sugondo Djodjopuspito Lare Penghulu Pelopor Sumpah Pemuda 1928 Menyambut Hari Sumpah Pemuda dengan Jam Tangan Bernuansa Nilai Kebangsaan Indonesia Melansir kanal Health STOVIA adalah singkatan dari School tot Opleiding van Indische Artsen atau Sekolah Pendidikan Dokter Bumiputera. STOVIA adalah kampus yang mencetak tokoh-tokoh pergerakan Indonesia, seperti Dr Sutomo, Tjipto Mangunkusomo, dan Wahidin Sudirohusodo. STOVIA juga merupakan cikal bakal Fakultas Kedoketeran Universitas Indonesia. Dalam perkembangannya, STOVIA yang berdiri padsa 1898 menjadi lembaga yang mendidik dokter-dokter Bumiputera inlandsch arts dan bukan hanya dokter Jawa. Sekolah ini mulai membuka kesempatan bagi siapa saja tanpa memandang keturunan. Walau memang, untuk bersekolah di sini dibutuhkan biaya sendiri. Untuk masuk ke STOVIA pun siswanya harus melalui ujian yang ketat. Tahun 1903, terjadi perubahan dalam sistem penerimaan siswa baru STOVIA. Mereka mulai menerima siswa dari sekolah pribumi sebelumnya hanya menerima siswa tamatan sekolah Belanda. STOVIA juga kemudian membebaskan siswa-siswanya dari kewajiban membayar. Bahkan, mahasiswanya mendapat alat-alat kuliah dan seragam gratis. Siswa-siswa STOVIA juga menerima uang saku sebesar 15 gulden per bulan. STOVIA sempat dianggap sebagai sekolah untuk orang miskin. Para putra-putra priayi kalangan tinggi tidak ingin masuk ke sekolah tersebut. Masuk STOVIA bukan hal mudah, mereka harus melewati ujian yang sulit dan ketat. Mahasiswanya juga wajib belajar sangat memimpin para hadirin saat menyanyikan lagu Indonesia Bung HattaHari Kebangkitan Nasional semestinya bukan hanya dirayakan seremonial yang kemudian membuat banyak mahasiswa STOVIA berasal dari keluarga-keluarga kurang mampu. Namun justru, anak-anak dari kalangan miskin inilah muncul tokoh-tokoh Indonesia yang militan, baik sebagai dokter maupun sebagai pejuang. Salah satu faktor yang mendorong munculnya para pejuang yang nantinya menjadi tokoh nasional Indonesia itu adalah lokasi STOVIA itu sendiri .STOVIA berada di Weltevreder, pusat Kota Batavia, yang juga pusat kegiatan politik, ekonomi, dan kebudayaan. Tempat ini juga menjadi tempat berkumpulnya kaum intelektual untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Tokoh pemuda lainnya yang lahir dari STOVIA adalah Bahder Djohan yang berasal dari Lubuk Begalung, Padang, Sumatera Barat. Bahder Djohan menapaki jenjang pendidikan dokter di STOVIA pada 1919, setahun menjelang perpindahan aktivitas belajar ke Salemba Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tak hanya sibuk bergelut dengan buku, salah seorang sahabat Bung Hatta in juga turut aktif dalam arus pergerakan nasional pada awal abad ke-20. Bahder bergabung dengan organisasi Jong Sumatranen Bond JSB semenjak bersekolah di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs MULO—jenjang pendidikan setingkat sekolah menengah pertama. Melansir laman resmi Museum Sumpah Pemuda, Bahder didapuk menjadi sekretaris JSB cabang Padang pada 1918. Dua tahun berselang, karier organisasi Bahder Djohan meningkat pesat. Ia terpilih sebagai sekretaris utama Jong Sumatranen Bond. Puncaknya, Bahder Djohan dipilih menjadi Ketua pada PemudaSTOVIA. foto santijehannandaDalam Kongres Pemuda Pertama yang digelar pada 30 April-2 Mei 1926 di Gedung Vrijmetselaarsloge Gedung Kimia Farma diikuti oleh pelbagai organisasi, seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Sekar Roekoen, Jong Bataks Bond, Pemuda Minahasa, dan Jong Islamieten Bond. Bahder hadir sebagai salah satu perwakilan Jong Sumatranen Bond yang didapuk sebagai panitia kongres. Kongres Pemuda I dapat dikatakan memberikan dasar penting pada lahirnya konsep “Ikrar Pemuda” yang akhirnya dideklarasikan sebagai “Sumpah Pemuda” pada Kongres Pemuda II di Jakarta, 28 Oktober 1928. Sementara itu, pada 1927, STOVIA berganti namanya menjadi Geneeskundige Hooge School GHS. Perubahan nama ini juga disertai dengan perubahan syarat masuk GHS yang semula adalah setingkat sekolah dasar SD sekarang harus memiliki gelar setingkat Sekolah Menengah Atas SMA yang disebut Algemene Middelbare School untuk masuk kedalam sekolah pendidikan dokter ini. Sayangnya, pada akhir 1941, Stovia ditutup karena Perang Dunia ke II. Indonesia kala itu tunduk pada tentara Jepang. Selang enam bulan, seorang mahasiswa kedokteran NIAS yang bernama Soejono Martosewojo bersama Dr. Abdul Rasjid mengajukan proposal kepada Prof. Ogira Eiseibucho yang menjadi Kepala Kantor Kesehatan Pemerintah Militer Jepang untuk membuka kembali sekolah pendidikan dokter di Indonesia. Pendidikan kedokteran di Indonesia dimulai lagi dengan diresmikannya sekolah Ika Daigaku pada 29 April Kedokteran UIDiorama suasana Kongres Pemuda II yang seakan-akan pengunjung turut hadir dalam kongres tersebut. dok. AjengPada Februari 1947, Belanda yang kembali menginvasi Indonesia melangsungkan kegiatan pendidikan kedokteran dengan memakai nama Genesskundige Faculteit, Nood-Universiteit van Indonesie. Tercatat pada 2 Februari 1950, kedua institusi itu melebur menjadi Tinggi Kedokteran Republik Indonesia dan Geneeskundige Faculteit Nood-Universiteit van Indonesie, berubah nama menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Penyatuan tersebut turut dipelopori penyerahan kedaulatan dari Pemerintah Belanda kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada masa itu, terdapat 28 jenis mata pelajaran dan bagian di FKUI, dengan jumlah mahasiswa sebanyak 288 orang dan masih terdapat beberapa orang dosen Belanda. Sebagian besar mata pelajaran juga masih diberikan dalam bahasa Belanda. Sarana pendidikan yang ada meliputi Kompleks Salemba 6, Kompleks Pegangsaan Timur 16, Rumah Sakit Umum Pusat dan Rumah Sakit Raden Saleh. Keberadaan STOVIA memang tidak lepas dari perkembangan nasionalisme di Indonesia. Disamping kemampuan individu para pelajar STOVIA, para pelajarnya ini mampu menyatukan pelajarnya dari berbagai suku bangsa di Indonesia. Selain itu, keberadaannya di pusat kota menjadikan sekolah ini menjadi tempat persemaian nasionalisme yang bagus bagi para pelajarnya. Salah satunya adalah menjadi pelopor lahirnya Sumpah Pemuda yang masih terus diperingati sampai saat Rektor Asing di Kampus Negeri, Biar Apa? Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
PendirianSTOVIA didorong oleh kekhawatiran akan kurangnya tenaga kesehatan dalam menghadapi berbagai macam penyakit berbahaya di Hindia Belanda. STOVIA banyak melahirkan para tokoh-tokoh pergerakan seperti Dr. Wahidin Sudirohusodo dan Dr. Sutomo yang nantinya akan mendirikan organisasi pertama, yaitu Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908.
Kategori Foto Cerita Koleksi Jelajah Akun Saya 17 Mei 2017 1915 Petugas mengontrol salah satu ruangan di Museum Kebangkitan Nasional ex Gedung Stovia, Jakarta, Rabu 17/5. Gedung School Tot Opleiding Van Inlandsche Arsten Stovia atau Museum Kebangkitan Nasional yang dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1899-1901 ini awalnya merupakan suatu sekolah kedokteran bagi para orang-orang pribumi yang berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc/17. facebook Twitter Whatsapp pinterest museumgedung stoviadkijakarta Informasi Foto Disiarkan 17/05/2017 1915 WIB Fotografer Rivan Awal Lingga
Semuajawaban benar. Jawaban: C. Kedokteran. Dilansir dari Encyclopedia Britannica, school tot opleiding van inlandse artsen (stovia) adalah sekolah . pribumi kedokteran. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Sekolah STOVIA berada di Kota?? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap.
. 190 128 313 401 246 211 436 249
stovia berada di kota